Jumat, 08 Juni 2012

► CERMAK "Ayah ..,kembalikan tangan Reysya yah ..?!

Sepasang suami isteri di kota-kota besar biasana sll meninggalkan anakna saat bekerja,
dan mencari pembantu utk anakna ..

ada sepasang suami isatri yg mempunyai anak tumggal.
Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun.
Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena
si pembantu sibuk bekerja di dapur.
Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya,
ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat.
Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan ,
tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan.
maka Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya.
Ya... karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas.
Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet.
Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka
ia beralih ke sebelah kiri mobil.
Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya,
gambarnya sendiri,
lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya.
Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.

Saat pulang petang,
terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan
bayaran angsuran yang masih lama lunasnya.
Si ayah yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit ..,

"Kerjaan siapa ini !!!"

Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar.
Dia juga beristighfar. Mukanya merah adam ketakutan
lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya.
Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya,
dia terus mengatakan ..

'Saya tidak tahu..tuan."

"Kamu dirumah sepanjang hari,
apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri.

Si anak yang mendengar suara ayahnya,
tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya.
Dengan penuh manja dia berkata

"Reysya yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik ...kan!"
katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa..
Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang
ranting kecil dari pohon di depan rumahnya,
terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan Reysya .

Reysya yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan.
Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.

Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja,
seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.
Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa...
Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri Reysya.
Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu,
pembantu rumah tersebut menggendong Reysya, membawanya ke kamar.

sang pembantu terperanjat
saat melihat telapak tangan dan belakang tangan Reysya luka-luka dan berdarah.
Pembantu rumah memandikan anak kecil itu.
Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis.
Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air.
Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu.

Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah.
Keesokkan harinya, kedua belah tangan Reysya bengkak.
Pembantu rumah mengadu ke majikannya.

"Oleskan obat saja!" jawab ayah Reysya.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu
Reysya menghabiskan waktu di kamar pembantu.
Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya.

Tiga hari berlalu,

si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu,
meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah.

"Reysya demam, Bu"...jawab pembantunya ringkas.
"Kasih minum panadol aja ," jawab si ibu.
Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya.
Saat dilihat anaknya Reysya dalam pelukan pembantu rumah,
dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat,

pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Reysya terlalu panas.

"Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap" kata majikannya itu.

Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik.
Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit
karena keadaannya susah serius.
Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu.

"Tidak ada pilihan.." kata dokter tersebut
dokter tu mengusulkan agar kedua tangan Reysya dipotong karena
sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut...

"Ini sudah bernanah,
demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus
dipotong dari siku ke bawah" kata dokter itu.

Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu.
Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak.
Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya,
si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan.
Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis,
si anak menangis kesakitan.
Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih.
Ditatapnya muka ayah dan ibunya.
Kemudian ke wajah pembantu rumah.
Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis.
Dalam siksaan menahan sakit,
Reysya bersuara dalam linangan air mata.

"Ayah.. ibu... Reysya tidak akan melakukannya lagi yah .. bu ..
Reysya tak mau lagi ayah pukul, sakit banget yah ..,
Reysya tak mau jahat lagi...
Reysya sayang ayah..sayang ibu.",
"Reysya jg juga sayang Mbok ichi .." katanya memandang wajah pembantu rumah,
sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

"Ayah.. kembalikan tangan Reysya.
Untuk apa diambil yah ..
Reysya janji tidak akan mengulanginya lagi yah ..!
Bagaimana caranya Reysya mau makan nanti ..?
Bagaimana Reysya mau bermain nanti ?.
Reysya janji tidak akan mencoret-coret mobil ayah lagi,
Reysya janji tidak akan ndeketin mobil ayah yah .., katanya berulang-ulang.

Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya.
Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia
dapat menahannya.
Nasi sudah jadi bubur.
Pada akhirnya Reysya cantik meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan
ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski
sudah minta maaf...
Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin
sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya
dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi ...,
Namun....,
si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut
tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..
*Tamaaat ...

Sahabat CBA ..
sayangilah anak kita YYA KELAK ..
walau bagaimanapun karna itu adalah darah daging kita.
selalu berfikir jika mau melakukan sesuatu yg menyakitkan orang ..
thanks sudah membaca  ..

2 komentar:

Noni Apriani mengatakan...

terharu bgt bcanya,,,,:'(

Unknown mengatakan...

thanks tlah kunjungi blog kami ..
moga ada hikmah dan menggugah hati kamu :)
.ajak temenmu yya noni ...

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda